Minggu, 14 Desember 2014

ADA DI LANGIT Aku tinggal di bumi. Tapi, carilah aku di langit. Sebab aku tertahan diantara bintang-bintang. Kau jemput aku dengan doa-doa setelah shalatmu. Kau tengadahkan tanganmu atau bersujud, berdoalah untuk memintaku. Aku tertahan dan garis batas yang membentang diantara kita selebar langit dan bumi. Aku tinggal di bumi, tapi carilah aku di langit. Di sepertiga malammu saat Tuhan turun ke langit bumi. Mintalah aku yang berada di genggaman tangan-Nya. Percuma mencariku di bumi, sebab kunci itu ada d langit. Kunci yang akan menghapus garis batas diantara kita. Mengubah garis yang tadinya neraka, menjadi surga. Aku berada di tempat yang tidak bisa kau temui di bumi. Tapi kau bisa menemuiku di langit, meski bukan wujud kita yang bertemu. Melainkan doa-doa kita yang menggetarkan singgasana-Nya. Temukan aku di langit, didalam doa-doa panjangmu. Didalam harapanmu. Mudah bagi-Nya membuat kita kemudian bertemu. Tidak hanya bertemu namun juga disatukan. Sebagaimana doa-doa yang sebelumnya telah kita panjatkan. Pertemuan kita yang pertama berada di langit, kan? Sekarang kau tahu, mengapa aku memintamu mencariku di langit?

Aku Rindu Yang Terencana Aku rindu yang terencana. Kepada jejak yang telah lama menua bersama rerimbunan senyum yang telah tertimbunan diantara lorong-lorong waktu di sudut ingatan. kepadanya pun malam pernah tersenyum, duduk bersamaiku menunggu pagi lantas melambai-lambai dari cakrawala, penuh tanya akan mimpi-mimpi yang dibawa mentari pagi berkerumun menggapainya. Aku rindu yang terencana. Kepada hujan yang telah dengan sukarela menyiram kebun hatiku, bermekaran, indah. Mengganti setiap peluh dengan kepalan tangan diangkasa, menghidupkan kembali mimpi-mimpi indah yang pernah terhalang tangis, yang tetap setia melangkah bersama jejak-jejak kenanganmu, menyusuri rintihan riak sungai bermuara kasih. Aku rindu yang terencana. Mengirim pesan kepada sang senja, memintal semangat tentang kehidupan, melalui do'a panjang yang ku giring dikaki malam, ditemani kerlip kunang-kunang yang tempo hari kau kirimkan padaku, yang kemudian menari-nari dengan ribuan alasan dalam benak. Aku rindu yang terencana. Sengaja ku undang kenangan menggrogoti taman hatiku, bukan seperti alunan lagu yang setiap saat akira ulang-ulang, tetapi sebagai penjaga, bersamai, menunggu, dan merindukan, menikmati setiap potongan senja dengan mereka, hingga perjumpaan kembali dalam ingatan baru. Aku rindu yang terencana. Merindukanmu dan mereka

Rintik Hujan: Aku Rindu Yang Terencana:   Aku rindu yang terencana. Kepada jejak yang telah lama menua bersama rerimbunan senyum yang telah tertimbunan diantara lorong...

Selasa, 02 Desember 2014

Menjadi Wanita Shalehah Karena Nasihat Seorang Pemuda by admin · September 5, 2013 Cassic street city 15 Mungkin sedikit orang yang menyadari bahwa istiqomah dalam ketaatan adalah salah satu bentuk dakwah, orang-orang memahami bahwa dakwah hanyalah penyampaian dalam bentuk lisan, tulisan, atau pelajaran. Penulis pernah mendengar salah seorang da’i menyampaikan sebuah kisah tatkala ia berada di Amerika. Da’i ini adalah seorang yang berasal dari Arab Saudi. Tatkala dia ke Amerika dan menjadi pemateri di sebuah pertemuan tak disangka ada seorang pemateri juga berasal dari Arab Saudi namun sudah 40 tahun tinggal di Amerika. Tatkala ia melihat da’i ini, ia pun merasa malu dengan penampilan sang da’i yang sesuai dengan latar belakang Arabnya; memkai jubah dan mengenakan gurtah. Lalu ia menegur sang da’i untuk mengganti apa yang ia pakai karena itu terkesan kuno dan terbelakang, beda dengan penampilannya. Sang da’i tidak menanggapi serius perkataannya. Yang mengagetkan adalah saat orang Arab Saudi –Amerika- ini melihat sang da’i menunaikan shalat di sela-sela break acara. Ia mulai terenyuh dan mengingat kembali siapakah dia ini sebenarnya. Ketika masjid atau tempat shalat sepi, ia masuk ke dalamnya dan menunaikan shalat sambil menangis tersedu-sedu. Sehabis shalat sang da’i menanyakan apa yang terjadi padanya. Ia menjawab sudah 40 tahun ini aku tidak shalat, dan aku baru teringat akan hal itu ketika melihatmu menunaikan shalat. Itulah istiqomah dan itulah dakwah, istiqomah dalam ketaatan itu bisa menginspirasi pelaku dosa untuk bertaubat dan berhenti dari perbuatan dosanya. Sebagaimana kisah berikut ini, seorang pemuda yang shaleh, menginspirasi seorang wanita yang hidupnya dipenuhi kelalaian dan jauh dari nila-nilai ketaatan kepada Allah. Berikut kisahnya… Dari Ahmad bin Said dari bapaknya, ia berkisah: Di Kufah terdapat seorang pemuda yang rajin beribadah. Ia selalu ke masjid, tidak pernah tidak. Ia juga seorang yang tampan dan baik. Lalu ada seorang gadis cantik dan cerdas jatuh hati padanya. Selang berapa lama, suatu hari gadis itu berdiri di jalan yang biasa dilewati pemuda menuju masjid. Gadis itu berkata (untuk merayunya), “Dengarkanlah ucapanku, kemudian setelah itu terserah kamu.” Pemuda itu berlalu tanpa sepatah kata keluar dari mulutnya. Sewaktu pemuda itu pulang dari masjid, wanita tersebut masih berdiri di tempatnya, dia berkata, “Wahai fulan, dengarkanlah ucapanku.” Pemuda itu serba salah, lalu ia pun menjawab, “Ini adalah perbuatan yang bisa mendatangkan prasangka buruk. Sementara aku tidak menyukai hal itu.” Gadis itu berkata, “Demi Allah, tidaklah aku berdiri di sini karena ketidaktahuanku tentang dirimu. Na’udzubillah, kalau orang-orang melihat seperti itu dariku. Yang membuatku berani dalam urusan ini adalah pengetahuanku bahwa sedikit dari hal ini menurut orang-orang adalah banyak, dan kalian para ahli ibadah dalam urusan ini bisa berubah oleh sesuatu yang remeh. Yang ingin aku katakana kepadamu adalah anggota tubuhku selalu tertuju padamu. Maka Allah… Allah pertimbangkanlah urusanku dan urusanmu.” Maksud gadis ini ia telah lama memperhatikan sang pemuda oleh karena itu ia katakana tujuannya berdiri di jalan tersebut karena tahu dan kagum kepada sang pemuda. Ia berani merayu sang pemuda walaupun orang-orang shaleh seperti pemuda ini menganggap besar dosa-dosa yang diremehkan orang, namun tidak jarang mereka juga tergelincir oleh wanita, gadis itu katakana “kalian ahli ibadah bisa berubah karena urusan yang remeh.” Pemuda itu pulang dan hendak menunaikah shalat (sunah pen.) di rumah, namun ia tidak bisa melakukannya karena pikirannya terganggu. Lalu ia menulis dan keluar dari rumahnya. Ternyata sang wanita masih berdiri di tempatnya, sang pemuda pun memberikan apa yang ia tulis kepada wanita tersebut, lalu kembali lagi ke rumah. Tulisan itu berisi, “Bismillahirrahmanirrahim.. ketahuilah wahai Fulanah, jika ada seorang muslim yang bermaksiat kepada-Nya, maka Dia menutupinya. Jika dia mengulanginya maka Allah tetap menutupinya. Tetapi jika ia telah memakai pakaian kemaksiatan, maka Allah ‘Azza wa Jalla murka dengan kemurkaan dimana langit, bumi, gunung, pohon, dan hewan-hewan tidak kuasa menanggungnya. Siapa yang kuat menanggung murka-Nya? Jika apa yang kamu sebutkan itu suatu kebatilan, maka aku mengingatkanmu akan suatu hari ketika langit seperti luluhan perak dan gunung-gunung seperti kapas. Umat manusia berlutut di hadapan Allah Yang Maha Besar lagi Maha Agung. Demi Allah, aku sendiri tidak mampu menyelamatkan diriku, lalu bagaimana mungkin aku mampu menyelamatkan orang lain saat itu? Jika apa yang kamu sebutkan itu benar (ingin mengobati luka), maka akan kutunjukkan kamu kepada dokter yang mampu mengobati luka yang perih dan rasa sakit yang pedih, Dia adalah Allah Rabbul ‘alamin. Kepada-Nya lah kamu harus berlari dengan permohonan yang benar. Aku sendiri telah sibuk –tak sempat memikirkanmu- karena firman Allah “Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat) ketika hati menyesak sampai di kerongkongan dengan menahan kesedihan. Orang-orang zalim tidak menyukai teman setia seorang pun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafaat yang diterima syafaatnya. Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati. Dan Allah menghukum dengan keadilan. Dan sembahan-semabahan yang mereka sembah selain Allah tiada dapat menghukum dengan sesuatu apa pun. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Al-Mukmin: 18-20). Adakah tempat berlari dari ayat ini? Beberapa hari kemudian gadis itu kembali berdiri di jalan yang dilewati pemuda itu. Tatkala si pemuda itu melihatnya dari jauh, ia pun hendak kembali supaya tidak melihatnya. Tetapi gadis itu berkata, “Wahai pemuda, jangan kembali. Karena tidak ada pertemuan setelah ini, kecuali di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla.” Lalu dia menangis dengan keras. Gadis itu berkata, “Aku memohon kepada Allah dimana kunci hatimu berada di tangan-Nya agar memudahkan urusanmu yang sulit.” Kemudian gadis itu mengikutinya dan berkata, “Bermurah hatilah kepadaku dengan nasihat yang bisa aku bawa. Berikanlah wasiat kepadaku yang bisa aku kerjakan.” Pemuda itu berkata, “Bertakwalah kepada Allah, jagalah dirimu, ingatlah firman Allah, ‘Dan Dia-lah yang menidurkanmu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari’ (QS. Al-An’am: 60). Gadis itu tertunduk, dia menangis lebih keras dari tangisannya yang pertama. Setelah itu dia tidak keluar rumah, dia bersungguh-sungguh beribadah. Dia tetap seperti itu hingga meninggal dalam kesedihan, menyesali dosa-dosanya selama ini. Di kemudian hari, pemuda itu teringat akan sang gadis, ia pun bersedih karena kasihan kepadanya. Menurut penilaian kita, wanita itu tidak meraih apa-apa dari orang yang dicintainya, tetapi dia meraih sesuatu yang lebih utama dari dunia dan seisinya, ia menemukan jalan yang baik dan amal yang shaleh. Karenanya Allah memberi wanita tersebut taufik untuk bertaubat dan memudahkannya untuk beribadah. Semoga di akhirat dia meraih apa yang diinginkannya dan berkumpul dengan orang yang dicintainya. Sumber: Ensiklopedi Kisah Generasi Salaf

halat Malam • Hukum, Waktu dan Jumlah Rokaat Sholat Malam Hukum sholat malam adalah sunah muakkad. Waktunya adalah setelah sholat ‘isya sampai dengan sebelum waktu sholat shubuh. Akan tetapi, waktu yang paling utama adalah sepertiga malam yang terakhir dan boleh dikerjakan sesudah tidur ataupun sebelumnya. Sedangkan jumlah rokaatnya paling sedikit adalah 1 rokaat berdasarkan sabda Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam, “Sholat malam adalah 2 rokaat (salam) 2 rokaat (salam), apabila salah seorang di antara kamu khawatir akan datangnya waktu shubuh maka hendaklah dia sholat 1 rokaat sebagai witir baginya.” (HR. Bukhori dan Muslim). Dan paling banyak adalah 11 rokaat berdasarkan perkataan ‘Aisyah radhiyallohu ‘anha, “Tidaklah Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam sholat malam di bulan romadhon atau pun bulan yang lainnya lebih dari 11 rokaat.” (HR. Bukhori dan Muslim), walaupun mayoritas ulama menyatakan tidak ada batasan dalam jumlah rokaatnya. Keutamaan Sholat Malam Ketika menyebutkan ciri-ciri orang yang bertakwa, Alloh Subhanallohu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar.” (QS. Adz Dzariyat: 17-18) Karena pentingnya sholat malam ini Alloh berfirman kepada Nabi-Nya yang artinya, “Hai orang yang berselimut, bangunlah pada sebagian malam (untuk sholat), separuhnya atau kurangi atau lebihi sedikit dari itu. Dan bacalah Al-Qur’an dengan tartil.” (QS. AlMuzammil: 1-4) Berikut ini akan kami sampaikan beberapa keutamaan sholat malam dengan tujuan agar seseorang lebih bersemangat dan terdorong hatinya untuk mengerjakannya dan selalu mengerjakannya. 1. Sebab masuk surga. Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berilah makanan, sambunglah tali persaudaraan dan sholatlah ketika manusia terlelap tidur pada waktu malam niscaya engkau akan masuk surga dengan selamat.” (HR. Ibnu Majah, dishohihkan oleh Al Albani) 2. Menaikkan derajat di surga. Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh di dalam surga tedapat kamar-kamar yang bagian dalamnya terlihat dari luar dan bagian luarnya terlihat dari dalam. Kamar-kamar itu Alloh sediakan bagi orang yang memberi makan, melembutkan perkataan, mengiringi puasa Romadhon (dengan puasa sunah), menebarkan salam dan mengerjakan sholat malam ketika manusia lain terlelap tidur.” (HR. At Tirmidzi, dihasankan oleh Al Albani) 3. Penghapus dosa dan kesalahan. Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hendaklah kalian melakukan sholat malam, karena sholat malam itu adalah kebiasaan orang-orang sholih sebelum kalian, dan ibadah yang mendekatkan diri pada Tuhan kalian serta penutup kesalahan dan sebagai penghapus dosa.” (HR. At Tirmidzi, dihasankan oleh Al Albani) 4. Sholat yang paling utama setelah sholat fardhu. Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat malam.” (HR. Muslim) 5. Kemulian orang yang beriman dengan sholat malam. Ketika Jibril datang pada Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Hai Muhammad, kemuliaan orang beriman adalah dengan sholat malam. Dan kegagahan orang beriman adalah sikap mandiri dari bantuan orang lain.” (HR. Al Hakim, dihasankan oleh Al Albani) Akan tetapi disayangkan kebanyakan kaum muslimin meninggalkan sholat malam yang berarti telah menyia-nyiakan keutamaan yang telah Alloh sediakan dikarenakan kemalasan yang ada pada mereka atau pun tergoda dengan gemerlapnya dunia. Dalam riwayat Imam Bukhori disebutkan bahwa ketika Rosululloh ditanya tentang seorang yang tidur sepanjang malam sampai waktu subuh, maka Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dia adalah seorang yang kedua telinganya dikencingi oleh setan.” Hal ini adalah penghinaan setan baginya, lalu bagaimana seorang yang bangun setelah waktu subuh???

Jumat, 14 November 2014

MAKALAH Analisis Pemikiran Filsafat Umum dan Islam di Era Modern Disusun guna untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti Ujian Akhir Semester dari mata Kuliah Filsafat Umum dan Islam. ( DR. Amir Mahrudin. M. Pdi. ) Disusun oleh : SITI RAHMAH F.1310528. Semester II ( Dua ) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR 2014/1435 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah.SWT. yang senantiasa memberikan petunjuk, bimbingan dan inayah-Nya, Shalawat dan salam Keharibaan Nabi Muhammad SAW. Yang menganjurkan umatnya untuk mengajar, belajar dan mendengar serta menekankan bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Dosen kami Dr.Amir Mahrudin.M.Pdi.yang telah memberikan pengetahuan,arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas ini dengan baikdan tepat pada waktunya dengan judul “ Pemikiran Filsafat di Era Modern Barat Dan Islam” Tujuan disusunnya makalah ini u ntuk mengikuti salah satu tugas UAS mata kuliah filsafat islam dan umum. Semoga makalah ini berguna khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Penulis menyadari, bahwa isi makalah ini masi jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik, masukan dan sumbangan saran pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini. Bogor, 20 juni 2014 Penulis,   DAFTAR ISI Kata Pengantar ....................................................................................................................... i Daftar Isi …………………………………………………………………………………... ii Bab I ……………………………………………………………………………………….. 1 Pendahuluan ……………………………………………………………………………….. 1 Rumusan Masalah …………………………………………………………………………. 2 Tujuan Penelitian ………………………………………………………………………….. 2 Bab II ……………………………………………………………………………………… 3 A. Biografi William James …………………………………………………………… 3 B. Pemikiran James tentang Karya-Karyanya ………………………………………... 3 C. Teori Kebenaran menurut William James …………………………………………. 4 D. Kemauan untuk Percaya …………………………………………………………… 5 E. Doktrin James tentang Kehendak untuk Percaya ………………………………….. 5 Bab III ……………………………………………………………………………………... 6 A. Analisis atau Kritikan Pembahasan William James Berdasarkan Filsafat islam …. 6 B. Kebenaran itu Relative …………………………………………………………….. 7 C. Analisis kemauan untuk percaya ………………………………………………….. 8 D. Analisis Doktrin james tentang kehendak untuk percaya ………….…………….... 9 Bab IV ……………………………………………………………………………………. 13 Penutup …………………………………………………………………………………… 13 Kesimpulan ………………………………………………………………………………. 13 Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………. 14 A. Filsafat Umum ……………………………………………………………………. 14 B. Filsafat Islam ……………………………………………………………………... 15   BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Pemikiraan filsafat diidentifikasi sebagai “sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis” filsafat juga dianggap sebagai kreasi berfikir dengan menggunakan metode-metode ilmiahuntuk memahami dunia dimana kita hidup. Usaha untuk memahami dunia dan memperpadukan hasil –hasil dari ilmu pengetahuan kre ilmu pengetahuan special agar menjadi suatu macam pandangan hidup yang seragam,merupakan tujuan yang esensial dari filsafat sejak dari zaman Thales, filsuf yunani yang pertama-tama, hingga zaman sekarang. Dikalangan orang-orang tyunani dunia dipahami dari arti kosmos, atau disebut alam semesta. Namun memahami dunia, bahkan kita hidup didalamny adalah sarana untuk mengembangkan keilmuan dan pengetahuan, dan jelas teori-teori dan konsep filsafat yang diharapkan adalah konsep dan teori relepan dengan keadaan yang ada. Islam, telah dengan teori dan konsep yang baik dari islam antara lain Al-Qur’an, Al-Hadits atau As-Sunnah, dan ra’yu. Al-Qur’an dan Al-Hadits merupakan pondasi tiang yang sangat kokoh dalam filsafat islam maupun barat, dan ra’yu sebagai perlengkapan dan memperindah dunia filsafat islam maupun barat. Jadi untuk menuju pemikiran filsafat yang sesuai dengan rasio, pandangan yaitu dengan dasar menggunakan wahyu (Al-Qur’an dan Al-Hadits). B. Rumusan masalah 1. Apakah sejalan pemikiran William james dengan pemikiran filsafat islam ? 2. Apakah pemikiran filsafat barat perlu adanya pengkritikan dengan filsafat islam? C. Tujuan penulisan Tujuan penulisan ini yaitu untuk mengikuti salah satu tugas UAS mata kuliah filsafat islam dan umum.   BAB II A. Biografi William james William james dilahirkan di New York pada tanggal 11 januari 1842 dan di besarkan dalam suatu krluarga yang gemar berdiskusi mengenai berbagai masalah, terutama yang mendorong pemikiran bebas. Ayahnya Henry james adalah seorang pemikir orisinil. Ia telah meendidikannya, mbina putranya dengan penuh perhatian dan memberikan bekal. William james telah memulai Akademiknya di Harvard dengan mempelajari ilmu kedokteran, kemudian ia mempelajari fisika, psikologi dan filsafat. Ketika studinya selesai William james menjadi dosen di Harvard dalam bidang kedokteran, psikologi dan kemudian juga filsafat. Selain di Amerika willian james juga mengajar di inggris, Oxford dan Endinburgh. Ia sekaligus seorang seniman dan pemikir tentang Tuhan.disamping itu, james dapat disebut sebagai tokoh tokoh pertama yang mempopulerkan pragmatism dan sekaligus menjadikannya sebagai mazhab filsafat. Karangan-karangan james berisikan poko-poko pemikiran mengenai berbagai isu filosofis yang berkembang subur pada masanya. Beberapa dintaranya yang popular menyangkut arti kebenaran,prinsip-prinsip psikologi, kemauan untuk percaya dan sebagainya. B. Pemikiran james tentang karya-karyanya . William selain menamakan filsafatnya dengan “pragmatism” ia juga menamainya dengan empiris dan juga radikal. Pragmatism adalah tindakan menengok terhadap hasil-hasil dan fakta-fakta, dan bukan fakta kehidupan sehari-hari sebagai dasar. Realita adalah hal yang dialami,apakah itu merupakan benda atau perubahan keadaan. Oleh karena itu pengalaman itu terpisah-pisah, maka kelompok pragmatism mendapat benda-benda ada yang disambung dan ada yang perlu dipisah serta menerima apa adanya. Mereka berpendapat bahwa realitas itu banyak (plularitas) dan tidak aatu (monistic) atau dua (dualistic) terdapat paham yang kita terima ,yakni data rasa yang dibawakan dari luar diri kita sebagai stimulus (daya perangsang). Kemudian ditambah dengan unsur interprentatif yang diberikan oleh makhluk yang sadar. Pengalaman kita yang kreatif yang terdiri atas bahan yang kita terima serta unsur yang interpretatif yang terdiri atas bahan yang kita ketahui. Dengan begitu maka pengtahuan didasarkan atas persepsi indrawi atau pengalaman yang membentuk kesadaran yang terus-menerus. C. Teori Kebenaran menurut William James. James memberikan suatu pernyataan yang membingungkan yaitu “truth happenes to an idea” (kebenaran itu terjadi kepada suatu ide) yang membingungkan dalam pernyataan tersebut adalah bahwa teori kebenaran yang tradisional mengatakan sebaliknya yakni bahwa kebenaran itu merupakan suatu huibungan yang pasti dan tetap (statis). “Suatu perbedaan yang tidak menyebabkan perbedaan bukanlah perbedaan”,hanya permainan kata. Suatu ide itu menjadi benar atau dijadikan benar hanya oleh kejadian-kejadian.Suatu ide itu benar jika ia berhasil atau jika ia member akibat-akibat yang memuaskan. Kebenaran itu relatif, kebenaran juga berkembang. Kebenaran (truth) adalah yang menjadikan berhasil cara kita bertindak.ide, doktrin dan teori menjadi alat untuk membantu kita mengadapi situasi: Doktrin bukannya jawaban jawaban terhadap permasalahan. Suatu teori itu adalah buatan manusia untuk menyesuaikan diri dengan maksud-maksud manusia, dan satu-satunya ukuran kebenaran suatu teori adalah jika teori teori tersebut membawa kita kepada hasil-hasil yang berfaedah. Konsekuensi dan hasil adalah kata-kata kunci dalam konsepsi pragmatisme tentang kebenaran. Moralitas, seperti kebenaran, bukannya tetap akan tetapi berkembang karena situasi kehidupan ,sumber dan otoritas bagi kepercayaan dan tindakan hanya terdapat dalam pengalaman. Yang baik adalah sesuatu yang memberikan kita kehidupan yang lebih memuaskan : yang jahat adalah sesuatu yang condok untuk merusak kehidupan.yang berarti bahwa dunia itu tidak seluruhnya jahat dan tidak seluruhnya baik,akan tetapi dapat diperbaiki. Usaha manusia untuk memperbaiki dunia adalah berharga dan berfaedah.dan kecondongan evaluasi biologi dan social adalah kearah perbaikan semacam itu. D. Kemauan Untuk Percaya. James mencurahkan perhatiannya yang sangat besar kepada agama .Doktrin pluralise (kebenaran,meliorise,begitu juga tentang doktrin kemauna untuk percaya,semuanya memberikan sumbangan kepada pendapatnya tentang agama dan Tuhan.pada akhir-akhir karyanya ia mengakui bahwa “kemauan untuk percaya” dapat dinamakan “hak untuk percaya” Doktrin james tentang kemauan untuk percaya. Kita telah menunjukian bahwa empirisme radikal tidak lagi mencari kebutuhan manusia serta kesatuan manusia dan kesatuan metafisika di belakang pengalaman, dan menekankan aliran kesamaan yang ada. Kesadaran menunjukan minat, keinginan dan perhatian , ia merupakan tindakan kemauan dan rasa inderawi, segi yang menentukan adalah kemauan bukan akal. Kemauan menetapkan bagaimana dan apa yang akan kita alami, dengan begitu maka secara empiris berpikir itu nomor dua sesudah “mau” apa yang dipilih dan ditekankan menjadi vital dan rill. Dengan begitu maka dunia yang akan kita alami, sebagai besar adalah bikinan kita sendiri. E. Doktrin james tentang kehendak untuk percaya Berlaku bagi situasi nomer tiga ini, dimana suatu pengambilan keputusan diharuskan situasi sebagai contoh. “Apakah saya mengawini wanita (atau pria) ini sekarang ini, atau saya harus menunggu sampai saya menjadi pasti bagaimana jadinya perkawinan itu nanti? Disini seseorang tak dapat menggetahui dengan pasti. Apakah perkawinan itu akan bahagia dan sukses. Tidak semua pakta dapat diketahui dan sesorang tidak dapat menunggu bukti-bukti terkumpul semua. walaupun begitu, soalnya untuk tetap hidup, dan dipaksakan serta harus segera dilakukan. Untuk tidak bertindak sudah berarti menggambil keputusan dan bertindak. Untuk tidak bertindak sudah berarti mengambil keputusan yakni tidak mengawini orang itu sekarang. Jika kemauan untuk percaya mendorong kepada pengambilan keputusan dan bertindak, kemauan tersebut membawa kita kepada kemauan dan keyakinan atau kepada kebenaran dan nilai, hanya kepada fakta bahwa ada kemauan . nilai-nilai kehidupan adalah empiris , dapat ditemukan dan dicoba dalam proses kehidupan. Menurut james dalam bermacam-macam pengalaman kehidupan,manusia mempunyai hubungan dalam suatu zat yang lebih (a more). Manusia merasakan disekitarnya ada sesuatu yang simpati dan memberikan dukungan (support) ia menunjukan sikap bersandar pada zat tersebut dalam sembahyang dan do’a. Rasa tentang adanya zat yang lebih (the more) membawakan ketenangan, kebahagiaan dan ketentraman. Selain itu hal ini merupakan pengalaman yang universal dalam arti keagamaan, Tuhan adalah kecondongan ideal tersebut atau pendukung yang murah hati dalam pengalaman manusia.Akibatnya ia menekankan pendapat bahwa Tuhan itu terbatas. Oleh itu karena dalam kebaika, tak mungkin ada tuhan yang maha baik dan maha kuasa yang menciptakan dunia sebagai kita ketahui. Walaupun begitu Tuhan bermoral dan bersikap bersahabat dan manusia dapat bekerja dengan Tuhan dalam perjuangan menciptakan dunia yang lebih baik.   BAB III A. Analisis atau Kritikan Pembahasan William James Berdasarkan Filsafat islam. Pragmatisme menengok terhadap hasil-hasil dan fakta –fakta , dan bukan prinsip-prinsip kategori.Realitas adalah hal yang alami,apakah itu merupakan ‘benda atau perubahan keadaan’.perlu di garis bawahi memang dunia ini bisa di katakana benda namun di dalam keadaan dunia ini disitulah tertanam seluruh alam kehidupan yang nyata. Sebagaimana Al-Ghazali mengkritik problem alam semesta yang telah dipikirkan secara metafisika spekulatif oleh para filsuf. Menurut Al-Ghazali,hal ini tidak sesuai dengan ajaran AL-qur’an dan Al-Hadits yang merupakan sumber kebenaran mutlak kaum muslimin5 Muncul pertanyaan mengapa Tuhan mengizinkan adanya ketiadaan pra-adanya dunia dan mengapa Tuhan harus menunggu untuk membuat alam semesta. Menurut petunnjuk Al Quran, Tuhan menciptakan segala sesuatu hanya dengan berkata “ Jadilah, maka jadilah ia” (QS Ali imran: 42). Jika ia menginginkan adanya sesuatu, mengapa ia harus menunggu padahal ia memiliki kemaha kuasaan untuk memenuhi apapun yang ia mau7. Menurut Al farabi, juka yang menunda tindak pelaksanaan suatu perbuatan adalah suatu halangan bagi Tuhan, maka hal tersebut mengurangi kemaha kuasaan Tuhan. Hal itu jelas tidak mungkin. Dengan begitu, Tuhan tidak menunggu untuk membuat Alam semesta, yang berarti Alam Semesta bersifat kekal. Ibnu Rusyd juga berusaha mengemukakan beberapa argument Filsapat yang menyikapi pertanyaan tentang Apakah Ala mini mempunyai permulaan atau tidak. Menurut Ibnu Rusyd Ala mini adalah Ajali tanpa permulaan8 B. Kebenaran itu relative Kebenaran itu juga berkembang,kebenaran (truth) adalah yang menjadikan berhasil dalam cara kita berpikir dan kebenaran (right) adalah yang menjadikan berhasil cara kita bertindak. Namun perlu di analisis kebenaran itu datangnya dari Rab. Sebab karena itu jangan sekali-kali engkau merasa ragu. Kebenaran yang diukur dari Wahyu Allah yaitu yang bersumber dari Al Quran dan Al Hadist juga dari akal kita. Sebagaiman dalam QS Al Baqarah : 8,. QS At Taubah: 8, QS Al Maidah: 9,. QS Al Baqarah:177. dan kebenaran adalah yang menjadikan berhasil cara kita bertindak namun, perlu kita analisis bahwa kebenaran cara kita bertindak seberapa yakin kebenaran adalah menjadikan kita berhasil cara kita bertindak, namun jikalau Allah belum menghendaki, meskipun tindakan dan firasat kita sudah merasa benar terjadi akan sesuai. Kembali lagi ketawaqalan atas Qodar-Nya dan kehendak-Nya Kunfayakun maka kebenaran itu terjadi “Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “jadilah”! maka jadilah sesuatu itu” (QS yasin: 82). “Maka maha suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya kami dikembalikan (QS Yasin: 83). Analisis seperti kebenaran”kebenaran itu bukannya tetap akan tetapi berkembang” kerena kebenaran yang hakiki, kebenaran yang sesuai dengan Al Quran dan Al hadist kebenaran harus kita kembangkan terutama kepada generasi muda agar mereka memahami islam sejak dini C. Analisis kemauan untuk percaya Dengan pendapat Al-Farabi pada dasarnya mempunyai daya berpikir yang sama besarnya, dan perbedaan timbul karena berlainan pendidikan dan berlainan suasana perkembangannya. Wujud awal kemauan untuk percaya yaitu wujud “ awal” dan “esa” adalah wajib al-wujud. Oleh karena itu, kita harus yakin adanya kemauan untuk percaya. Kareana Dia tak membutuhkan yang lain dalam perwujudan dan keabadian-Nya. Dia adalah sebab pertama untuk semua realitas wujud,Dia sempurna , tak bergantung ,abadi,bukan materi dan tak mengalami perubahan. Tuhan juga secara resensial memiliki ilmu dan mengetahui segala realitas yang terjadi di alam. Tak satupun yang menyamai dan menyerupai-Nya. Fakta pencitaan yang harus kita memiliki kemauan untuk percaya ialah penciptaan langit bumi dan isinya. Sebagaimana terdapat dalam firmannya “ Sungguh ,Tuhanmu ( adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa , lalu dia bersemayam diatas Arsy.333 Dia menetupkan malam kepada siang yang mengikutinya denmgan cepat.(Dia ciptakan)matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah ! segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Maha suci Allah, Tuhan seluruh Alam. (QS, AL-A’raf : 54). (QS.yunus: 3). ( QS.Hud : 7). Jadi kita sebagai orang yang beriman orang yang mengakui agama islam berhak untuk mempercayai ada nya Allah dan ciptaan-Nya. Ketika Al-Farabi menyatakan bahwa “ Hakikat untuk percaya” itu adalah kesesuaian Ilmu dengan “ realitas sesuatu” maka pandangannya adalah bahwa segala realitas yang berwujud di alam secara hakiki hadir dalam ilmu Tuhan dan apa yang ada di sisi Tuhan termanifestasikan dalam batasan-batasannya. D. Analisis Doktrin james tentang kehendak untuk percaya Jika kemauna untuk percaya mendorong kepada pengambilan keputusan,kemauan tersebut membawa kita kepada kemauan dan keyakinan atau kepada kebenaran dan nilai, hanya kepada fakta bahwa ada kemauan. Jadi apabila pakta itu sesuai dengan kenyataan, dan kita mengatakan sesuai kenyataan yang kita lakukan sejalan apa yang kita katakana serta sejalan dengan yang kita lakukan. Seperti nilai-nilai perbuatan yang bersangkutan dengan Tuhan adanya keimanan . Kita harus mengetahui dulu apakah pakta itu benar sesuai yang orang lain katakana ataukah bertentangan. Sebagaimana dalam firman Allah “ wahai orang-orang yang beriman ! mengapa kamu mengatakan sesuatu apa yang tidak kamu kerjakan? ( QS.As-Saff : 2). “ itu sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.( QS. As-Shaff :3) Analisis manusia merasakan disekitarnya ada sesuatu yang simpatikdan memberikan dukungan ia menunjukan sikap bersandar pada zat. Namun disini yang kurang hanyalah sebagai pedoman yaitu wahyu Allah yang sebagaimana dalam kitab-Nya yaitu al-qur’an dalam firman-Nya. “ maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepadaku , dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku”. ( QS.Al-Baqarah: 152). Analisis : ia menunjukan sikap bersandar pada zat tersebut dalam sembahyang dan do’a. Rasa tenang adanya zat yang lebih. : Yaitu Allah , membawakan ketenangan,kebahagiaan dan ketentraman. Sebagaimana dalam firmannya “ yaitu orang-orang yang berimandan hati mereka menjadi tentram mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang dan tentram.(QS. Arra’du : 28). Analisis apa yang di katakana james. “ tuhan itu terbatas” oleh karena itu tak mungkin ada tuhan yang maha baik dan maha kuasa menciptakan dunia sebagaimana yang kita ketahui “ padahal dikatakan dalam firman-Nya “ Maka nikmat manalah yang kamu dustakan? ( QS.Al-Rahman : 13) Allah atau Tuhan itu tiada tara dan tertandingi batasan kemuranahn dan belas kasihnya . bahkan ayat tersebutpun di ulang-ulanh beberapa kali dalam Qalam-nya. Sunggu Allah itu maha segalanya untuk hamba-hambanya. Bahkan Allah itu sungguh maha baik. Apabila dunia atau Alam ini tidak di ciptakan oleh-Nya maka , bisa jadi tidak mungkin ada kita di dalam Alam ini. Sebagaimana firman-Nya dalam dalam penciptaan Alamnya “ Sunggu tuhanmu adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu dia bersemayam diatas Arsy. Dia menutup malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat .Dia ciptakan matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingat segala pencipta dan urusan menjadi hak-Nya. Maha suci Allah Tuhan seluruh Alam. Analisis apa yang di katakana William james : “ walaupun begitu tuhan itu bermoral dan bersikap bersahabat dan manusia dapat bekerja dengan Tuhan dalam perjuangan menciptakan manusia yang lebih baik. Namun perlu di analisis bahwa tuhan itu bermoral dan bersahabat tidak dapat di bayangkan atau disamakan dengan manusia terhadap wujud bentuk dan sifat-sifat madzhab, serta ulama lainnya yang dari kalangan Ahlusunnah dala penjelasan kesucian Allah dari menyerupai makhluk-Nya. Kutipan ini hanya sebagian kecil saja , karena bila kita hendak mengutip seluruh perkataan mereka maka akan membutuhkan kepada ratusan lembar halaman. Namun setidaknya berikut ini sebagai bukti untuk memperkuat akidah kita, sekaligus sebagai bantahan terhadap keyakinan-keyakinan yang menyalahinya. A. Aqidah Rasulullah. Sabda Rasulullah SAW. Yang artinya “ Nabi sallallahu’alaihi wasallambersabda ( Tuhan tidak boleh di pikirkan atau di gambarkan).Diriwayatkan oleh Abu al-Qasim al-Ansari. “ Bahwasanya mengenal atau mengetahui tentang Allah, tidak dituntut atau disuruh dengan cara menggambarkan atau atau membayangkan ( dalam fikiran)karena hokum yang berhasil daripada waham ( gambaran atau sangkaan)membawa kepada kesalahan”. Rasulullah sallaulahu’alaihi wasallam juga bersabda “ kaanallaha walam yakun syai’in goirihi” : Allah wujud pada azali ( kewujudan-Nya tidak ada permulaan) Al-hafidz ibn al-Hajar al-Asqolani (W.852 H) telah menguraikan hadits diatas didalam kitabnyaFath al-Bari dengan katanya : “ Dan maksud kaana)) dalam lafad pertama ialah keazalian( kewujudan tanpa didahului oleh ketiadaan atau kewujudan tanpa permulaan) Dan lapaz (kaana)kedua ialah kebaharuan selepas ketiadaan ( kewujudan yang didahului oleh ketiadaan atau kewujudan yang ada permulaan )’’ . “ Hadits ini menunjukan bahwa Allah Ta’ala sudah wujud walaupun selainnya belum ada,air tidak ada. Rasulullah sallahu’alaihi wasallam juga bersabda : “ Ya- Allah engkau Awal dan Akhir maka tiada suatupun sebelum-Mu Engkau, Al-Akhir maka tiada satupun selepas –Mu, Engkau al-Zahir maka tiada satupun diatas-Mu, dan Engkau al-Batin maka tiada satupun dibawah-Mu. (Diriwayatkan oleh al-Imam muslim). B. Aqidah para sahabat dan tabiin 1. Abu Bakar As-Sidiq Radiyallahu’anhu (w.13H). yang artinya “pengakuan bahwa pemahaman seseorang tidak mampu (lemah) untuk sampai mengetahui hakikat Allah adalah keimanan, adapun mencari tahu tentang Allah, yakni membayangkan-Nya adalah kekufuran”. 2. Ali bin Abi Thalib “sesungguhnya Allah menciptakan Arsy (makhluk Allah yang paling besar bentuknya) untuk menampakkan kekuasaan-Nya, bukan untuk menjadikan tempat bagi dzat-Nya. (diriwayatkan oleh Imam Abu Manshur Al-Baghdadi dalam al-Farq Bain al-Firaq, H333) 3. “Allah tetap tinggi di atas Arsy dan Arsy-Nya berada di atas langit”. Abu Hanifah lantas mengatakan, “jika orang tersebut mengingkari Allah di atas langit, maka dia kafir”. BAB IV PENUTUP KESIMPULAN Kebenaran itu datangnya dari Rabb atau Tuhan.Oleh sebab itu jangan sekali-kali engkau merasa ragu.kebenaran yang di ukur dari Wahyu Allah yaitu yang bersumber Al-qur’an dan Al-Hdits. Dan seberapa yakin kebenran adalah menjadikan kita berhasil cara kita untuk bertindak, meskipun tindakan dan firasat kita sudah merasa benar terjadi dan sesuai. Kembali lagi tawakal atas Qodar-Nya, dan kehendak-Nya. Kunfayakun maka kebenaran itupun terjadi. Dan yang lebiih jelas apabila dalam kebenaran islam harus kita kembangkan. Bukannya tetap, namun tetapi harus berkembang terutama kepada generasi muda agar mereka memahami sejak dini apa itu, Agama islam, dan apa itu iman. Dan perlu juga untuk mengetahui atau hanya sekedar mempelajar ilmu filsafat . agar tidak terkecoh oleh pemikiran atau doktrin dan rasio barat. Dan myang terpenting pondasi iman yang berlandaskan Al-qur’an dan Hadist untuk lebih mengkaji dan memaknai Bagaimana Alam itu diciptakan . dan siapa Tuhan itu. Dan tentang keberada’an Tuhan. Dengan mempelajarinya filsafat islam dan umum agar kita bisa mengkritik atau membantah filsafat pemikiran Barat. Agar kita tidak terkecoh dan tersesatkan oleh rasionalisme Barat tersebut. DAFTAR PUSTAKA A. FILSAFA UMUM Ahmad Syadali dan Mudzakir, Filsafat Umum, cet. II. Pustaka Setia, Jakarta, 2004. Ahmad Tafsir, Filsafat Umum : Akal dan Hati sejak tales Sampai capra, Cet III Remaja Rosda Karya ,Jakarta 2004. Amsal Bakhtiar ,Filsfat Ilmu,Cet I, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004. Anonim,Filsafat ilmu sebagai dasar pengembangan Ilmu Pengetahuan. Cet . IV. Liberty, Yogyakarta, 1989. Anonim . Bakker, Achmad Charris Zubair, Metodologi penelitian filsafat, Cet I, Kanisius, Yogyakarta, 1989. Asmoro Hadi , Filsafat Umum Raja Grafindo Persada, Jakarta 1995.Bambang Q.Aness, Radea juli A.Hambali .Filsafat Untuk Umum, Cet I, Prenada Media, Jakarta 2013. C.A. Qadir, filsafat dan ilmu pengetahuan dan islam.Cet I, Yayasan Obor , Jakarta 1989 Charles S. Seely, Moderd Materialism : A Philosopy of Action, philosophical Liblary, New York, 1960. Edwin A. Burtt, Types of Religios Philosopy , Harepa New York, 1951. Friedrich, Carl Joachim, Filsafat Hukum Prspektif Historis Cet. I, Nusamedia Bandung,2004. Hamzzah Abbas, Pengantar filsafat Alam, Al-Ikhlas, Surabaya, 1981. Hamzah Ya’kub, Filsafat Agama: Titik Temu Akal Dengan Wahyu. Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta, 1991. Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Bilsafat Barat, Cet XXII, Kanisius,Yogyakarta, 2006. B. FILSAFAT ISLAM. Al-Ahwan, Ahmad Fuad, Filsafat Islam,Jakarta, Pustaka Firdaus, 1984. Al-Ghazali Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Ahmad, al-Munqidz min al-Dlalah wa- Muassil ila dzi al-Izzah wa al-Jalal, Lebanon, Beirut, 1967. Madarij al-Sakinah, Tsaqofah Islamiyah, Kairo, 1964. Ma’arij al-Quds fi Madarrij Ma’ rofah al-Nafs, Maktabah al-Jund, Kairo, 1968. Tahafatul al- falasifah,Maktaba’ah al-Qahirah , Kairo Mesir, 1903. Abdullah Amin, Studi Islam: Normativitas atau Hisoritas, Yogyakarta Pustaka pelajar,1999. Ahmad Zaenal Abidin, ibnu Sina (Avecenna) sarjana dan Filosof Dunia, Bulan Bintang, Jakarta, 1949. Amin, Ahmad, seratus Tokoh Dalam Sejarah Islam, Bandung , Remaja Rosdakarya, 2001. Bujairi Madjidi , konsep kependidikan para filsof Muslim, Al-Amin Press, Yogyakarta, 1997. Daudy Ahmad ,kuliah filsafat islam Bulan Bintang Jakarta, 1986. Segi-Segi filsafat Dalam Islam, Bulan Bintang Jakarta 1984. Fakhru, Hana al. dan Khalil al-Jarr. Tarikh al Falsafah al- Arabiyyah Dar al- Ma’arif, Beirut, 1958. Hanafi Ahmad,Pengantar Filsafat Islam, Bulan Bintang Jakarta, 1975. Mustofa, filsafat islam, CV. Pustaka Setia, Bandung, 1997. Husein, Oemar Amin Dr, Filsafat islam.jakarta bulan bintang, 1997. N asution,Harun ,Islam DiTinjau dari Berbagai Aspek,nya, Penerbit , Universitas Indonesia, Jakarta, 1996. Falsafah dan Mistisme dalam Islam, Bulan Bintang , Jakarta 1992. Nasution, Hasimiyah, Filsafat islam, Gaya Media Pratama, Jakarta 1999. Poerwanto dkk, seluk beluk filsafat Islam, PT Remaja Rosdakarya, Bandung 1991. Sudarsono,filsafat Islam, Rienka Cipta, Jakarta, 2004. Syarif MM, Para Filsof Muslim, Mizan , Bandung, 1994. Al-Qordowi, Yusuf .Pro Kontra pemikiran al-Ghazali, Risalah Gusti, Surabaya, 1997. Zar,Sirajudin, Filsafat islam,PT. Raja Grapindo Persada, Jakarta, 2007.

Manusia yang paling takut dan yang paling tahu akan ihwal rabbnya. Penunjuk ke jalan Allah yang lurus serta atas keluarga dan para sahabat beliau. Imam Abu Al Ibnu Al-Jauzi berkata: takut adalah bara yang menghanguskan gejolak syahwat.” Keutamaan rasa takut itu tergantung bagaimana rasa takut itu dapat menghanguskan nafsu syahwat, membendung maksiat dan menumbuhkan rasa taat. Rasa takut akan Allah juga dapat menumbuhkan sikap Iffah (menjaga diri), Wara’, taqwa, mujahadah (kesungguhan) serat amalan-amalan utama yang dapat mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Allah berfirman: Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya, yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Rabbnya.” (Al-Bayyinah) Rasa takut (Al-khouf) merupakan manifestasi dan ilmu.Semakin tiggi ilmu seseorang, semakin bertambah pula rasa takutnya kepada Allah ta’ala. Beliau juga bersabda:” Apakah engkau mendengar apa yang kudengar. Langit bergemuruh dan terus bergemuruh. Demi dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, tidakkah ada tempat (di langit dalam jarak empat jari) kecuali ada malaikat yang bersujud, berdiri ataupun ruku’ ke hadirat Allah ta’ala dan seandainya kau mengetahui apa yang kulihat, niscaya kamu akan menyedikitkan tertawa dan memperbanyak tangisan , dan kamu akan keluar ke jalanan dan menjerit kepada Allah di karenakan rasa takutmu akan kerasnya adzab dan siksa allah. Oleh sebab itu pada saat suatu saat dada Rasulullah Saw bergemuruh sebagaimana gemureuhnya periuk yang diletakan di atas perapian, di sebabkan oleh tangis beliau. Sebab-sebab menangis kepada Allah: Mengapa manusia tidak menangis untuk menebus diri dari siksa neraka, padahal maut senantiasa mengintainya, kuburan akan menjadi tempat tinggalnya dan hari kiamat pemberhentiaanya. Disaat itu para pengawasnya adalah malaikat, sang hakim adalah dzat yang maha memaksa, neraka adalah penjaranya dan jabaniah sebagai penjaganya. Dan bagaimana mungkin ia akan sanggup menahanya padahal terhadap terhadap sengatan matahari mereka tak tahan? Dalam musnadima ahmad pada hadis Abu Umamah disebutkan rasulullah SAW bersabda: “Pada hari kiamat mendekat sampai kira-kira satu mil , panasnya kian bertambah, membakar kepala seperti menggodok periuk, pada saat itu manusia mengucurkan keringat sepadan denga dosa yanmg di perbuat. Diantara mereka ada yang berkeringat sampai mata kakinya, ad yang mencapai siku tanganya, ada yang berkerimgat sampai pusarnya dan sebagai yang lain ada yang tenggelam dalam keringatnya”. Apabila kadar matahari sedemikian panasnya, maka bagaimana denagn panas api neraka? Dan jikalau panas api dunia sebagaimana yang di gambarkan rasulullah SAW , satu bagian dari 70 bagian panas api jahanam, Ya…Allah, jauhkanlah kami dari sengatan api neraka, dan masuklah kami kedalam surga mu, tempat yang nyaman dengan rahmatmu. Diriwatkan bahwa seorang kakek melihat bocah kecil yang sedang berwudhu di tepi sebuah sungai, sedang menangis.Si kakek bertanya, Hai bocah kenapa kamu menangis?” Bocah itu menjawab, “Wahai paman, ketika aku membaca Al-qur’an kemudian aku sampai pada firman Allah SWT: “ wahai manusia (orang-orang yang beriman), jauhkanlah dirimu dan keluargamu dari api neraka”(At-Tahrim:6) Timbullah ketakutanku akan di campakkan ke dalam neraka.”lalu si kakek berkata,”wahai bcah kecil , janganlah engkau takut, kau tidak akan di campakkan ke dalam neraka, sebab kamu belum baligh, kau tidak layak di masukkan ke dalaqm neraka,”kemudian bocah itu berkata,”wahai pak tua, engkaulah berakal, apakah engkau tidak tahu bahwa jika seseorang ingin menyalakan api ia akan memasukkan kayu yang lebih besar.” Menangislah si kakek seraya berkata,.Sesungguhnya bocah kecil itu takut pada neraka di banding aku. Keutamaan menangis takut kepada Allah: Rasulullah SAW bersabda: “Hatiku menjadi bersedih,” Surat Hud Seorang berkata: “mungkin hal itu di sebabkan di dalam beberapa surat diatas berisi hal-hal yang mengerikan dan ancaman yang keras, keadaan akhirat, keajaiban beserta kengerian yang terjadi di hari kiamat, dan yang terkandung di dalam surat hud tentang perintah kepada Rasulullah SAW untuk beristiqamah dalam memperjuangkan islam beserta para sahabat beliau. Sesungguhnya sesuatu yang dapat menyelamtkan diri dari perbuatan dosa adalah rasa takut kepada allah akan kerasnya adzab Allah, selalu menghindar dan berhati-hati terhadap amalan yang di benci dan di murkai Allah. Sebagai mana di jelaskan dalam sebuah firman Allah SWT: “maka hendaklah orang-orang yang menyelisihi perintah Allah takut akan di timpa cobaan atau di timpa adzab yang pedih.”(An-Nur:63) Rasulullah SAW bersabda: Ada dua bola mata manusia yang tak akan tersentuh api neraka, mata yang menangis di waktu malam hari karena takut kepada Allah SWt bola mata yang menjaga pasukan harist fi sabilillah di malam hari. Rasulullah SAW juga menyebutkan bahwa di antara tujuh golongan manusia yang mendapat naungan Allah di hari kiamat adalah”… seseorang yang berdzikir dan berkhalwat kepada Allah lalu ia mengucurkan air mata.” Hadist Rasulullah SAW bersabda: “Api neraka tidak akan menyentuh seseorang yang menangis karena takut kepada Allah.” Rasulullah SAW bersabda:”jika tubuh seseorang hamba gemetar karena takut kepada Allah, maka berguguranlah dosa-dosanyasebagaimana gugurnya dedaunan dan pepohonan kering.” Allah Ta’ala berfirman dalam sebuah hadist qudsi” Salah satu kebijakanku adalah tidak kusatukan dua rasa takut dan juga dua rasa aman pada hamba-hambaku. Apabila merasa aman kepadaku di dunia maka aku akan membuat ia takut di hari kiamat, dan jika di dunia ia merasa takut kepadaku maka aku akan dia aman di akhirat. Wahai islam kenapa engkau tidak mau menangis menyesali dosa-dosamu, pada hal maut setiap saat mengintaimu, kuburan akan menjadi tempat tinggalmu dan hari kiamat tempat pemberhentiaannya. Disaat itu, manusia akan mendatangi neraka yang amat panas yang tak seorang pun sanggup menghadapinya. Bagi hamba-hamba yang beriman pada hari akhir,mereka akan banyak menangis dan sedikit tertawa karena takutnya pada Allah. Dan hanya orang yang takut pada Allah saja yang akan di bebaskan dari siksa neraka dann di masukkan ke surga. Dari Ibnu Mas’ud ra.ia berkata: Nabi saw. bersabda kepadaku: “Bacalah al-Qur’an untukku.” Saya menjawab: “Wahai Rasulallah, bagaimana saya harus membacakan buat engkau, padahal al-Qur’an diturunkan kepadamu?” Beliau bersabda: “Sesungguhnya aku ingin mendengar al-Qur’an itu dibaca oleh orang lain.”Kemudian saya membacakan untuk beliau surat an-Nisaa’. Sampai pada ayat: fa kaifa idzaa ji’naa ming kulli ummatim bisyaHiidiw wa ji’naa bika ‘alaa Haa ulaa-i syaHiidaa (“Maka bagaimanakah [halnya orang kafir itu nanti], apabila Kami mendatangkan seorang saksi [rasul] dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu [Muhammad] sebagai saksi atas mereka itu [sebagai umatmu],” beliau bersabda: “Cukup sampai di situ!” kemudian saya menoleh kepada beliau dan saat itu kedua matanya sedang bercucuran air mata.” (HR Bukhari dan Muslim) Dari Anas ra.ia berkata: Rasulullah saw. pernah berkhutbah, dan saya belum pernah mendengarny. Beliau bersabda: “Andaikan kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan pasti akan banyak menangis.” Anas berkata: “Mendengar yang demikian para shahabat Rasulullah saw. menutupi muka mereka sambil menangis terisak-isak.” (HR Bukhari dan Muslim) Dari Abu Hurairah ra.dari Nabi saw. beliau bersabda: “Ada tujuh kelompok yang akan memperoleh naungan Allah, pada hati yang tiada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu: 1) pemimpin yang adil. 2) pemuda yang giat beribadah kepada Allah. 3) seseorang yang hatinya selalu digantungkan [ditautkan] dengan masjid. 4) dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah. 5) seorang laki-laki yang dirayu oleh seorang perempuan bangsawan yang cantik rupawan, lalu ia berkata: “Sesungguhnya aku takut kepada Allah. 6) seseorang yang memberikan sedekah lalu disembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya. 7) seseorang yang mengingat [berdzikir] kepada Allah di tempat yang sunyi kemudian kedua matanya bercucuran air mata.” (HR Bukhari dan Muslim) Bagi hamba-hamba yang beriman pada hari akhir,mereka akan banyak menangis dan sedikit tertawa karena takutnya pada Allah. Dan hanya orang yang takut pada Allah saja yang akan di bebaskan dari siksa neraka dann di masukkan ke surga.

Kini akupun akupun sudah paham apa makna ketulusan cinta . Aku mendapati apabila manusia mencintai , malka ia akan mengharapkan imbalan . apabila memberi, maka akan meminta dan apabila mengerahkan bantuan , mAKA akan balik merampasnya . tapi lain dengan Allah ,karena apabial ia meminta hamba-Nya , ia akan memberikan cinta-Nya tanpa pamrih. dan apabila Allah ditaati maka ia balik memberikan ganjaran dan pahala . sunggu sulit memenikan cinta ada didalam diri manusia . manusia tidak akan memberikan kejujuran dan kedamaian yang kita cari . begitupula tidak akan mengerahkan kelembutan , ketenangan dan kasih sayang yang kita harapkan . itu karena mereka sibuk dengan dirinya masing masing. dan hanya mementingkan diri sendiri. kebanyakan dari mereka tidak memiliki , mengetahui , atau mungkin juga belum pernah merasakan perasaan yang bbegitu agung dan luhur itu . jika situasinya demikian, tentu saja ia tak akan bisa memberikannya pada oranglain. karena sebagaimana diketahui orang yang tak memiliki sesuatu maka ia tak akan bisa memberikan sesuatu itu. saudariku ada satupun yang bisa memberikan apa yang kau inginkan selain Rabbmu, pintu manusia tertutup, sementara pintu-Nya senantiasa terbuka bagi orang-orang yang meminta . Dia memmbentangkan tangan-Nya siang malam seraya menyeru kepada hamba-hamba-Nya " kemarialah, taatialahperintahku, niscaya akan kupenuhi kebutuhan kalian , dan akan kuberikan kalian rasa aman, tentram dan damai".sebgaiaman difirmankan dala Qalam-Nya . qur'an Surat Albaqarah : 186.