Minggu, 14 Desember 2014

Aku Rindu Yang Terencana Aku rindu yang terencana. Kepada jejak yang telah lama menua bersama rerimbunan senyum yang telah tertimbunan diantara lorong-lorong waktu di sudut ingatan. kepadanya pun malam pernah tersenyum, duduk bersamaiku menunggu pagi lantas melambai-lambai dari cakrawala, penuh tanya akan mimpi-mimpi yang dibawa mentari pagi berkerumun menggapainya. Aku rindu yang terencana. Kepada hujan yang telah dengan sukarela menyiram kebun hatiku, bermekaran, indah. Mengganti setiap peluh dengan kepalan tangan diangkasa, menghidupkan kembali mimpi-mimpi indah yang pernah terhalang tangis, yang tetap setia melangkah bersama jejak-jejak kenanganmu, menyusuri rintihan riak sungai bermuara kasih. Aku rindu yang terencana. Mengirim pesan kepada sang senja, memintal semangat tentang kehidupan, melalui do'a panjang yang ku giring dikaki malam, ditemani kerlip kunang-kunang yang tempo hari kau kirimkan padaku, yang kemudian menari-nari dengan ribuan alasan dalam benak. Aku rindu yang terencana. Sengaja ku undang kenangan menggrogoti taman hatiku, bukan seperti alunan lagu yang setiap saat akira ulang-ulang, tetapi sebagai penjaga, bersamai, menunggu, dan merindukan, menikmati setiap potongan senja dengan mereka, hingga perjumpaan kembali dalam ingatan baru. Aku rindu yang terencana. Merindukanmu dan mereka

Rintik Hujan: Aku Rindu Yang Terencana:   Aku rindu yang terencana. Kepada jejak yang telah lama menua bersama rerimbunan senyum yang telah tertimbunan diantara lorong...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar