Rabu, 18 Februari 2015

Tolonglah Pelupuk mata serasa lelah. Menahan beban kebingungan, berputar-putar mengiringi zona lelahku, teramat membingungkan. Seolah tak seperti kemarin sore saat ku tengok riuh gemuruh tawa itu, bahkan derap kaki giat mereka pun tak bisa lagi aku pahami. Sudahlah, aku lelah, teramat lelah. Lenteranya mungkin sudah padam, termakan oleh terang-benderangnya sendiri. Yang terlalu lama menari diatas simfhoni yang menyebalkan. Amat MENYEBALKAN! Bukankah ini takdir? Entahlah, aku lelah, teramat lelah. Dan aku butuh mereka terlebih Engkau, Tuhanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar